Setelah kurang lebih 6 bulan
menikah dan dinyatakan hamil. Otomatis saya sudah tidak sanggup lagi pulang
pergi Bekasi-priok, priok-bekasi setiap hari maka saya dan suami memutuskan
untuk pindah ke tempat orang tua saya untuk hari-hari kerja (karena tempat
kerja saya dekat dengan rumah orang tua) dan weekend kami pulang ke Bekasi.
Namun, setelah di jalani, ada rasa kurang sreg dimana kami harus tinggal di
rumah orang tua saya dengan keadaan yang kami jalani maka dengan terpaksa kami
memutuskan untuk pindah ke kontrakan a.k.a mandiri. Banyak pergumulan dalam
kepindahan kami tapi gada jalan lain selain ngontrak dan sepertinya memang
hanya itu satu-satunya jalan terbaik. Di satu sisi kami khawatir tentang
kondisi keuangan kami yang belum stabil karena kami harus juga menabung untuk
biaya persalinan saya. Tapi ya itu tadi, ga ada jalan lain.
Dalam waktu yang singkat namun
melelahkan akhirnya kami mendapatkan rumah kontrakan kecil yang kami pikir
cukup untuk kami tinggali berdua. Disamping melihat dan menimbang biaya rumah
kontarakan yang lebih luas mahal-mahal harganya. Belum lagi kami harus
memikirkan biaya perabotan rumah yang belum kami punyai sama sekali. Kami mulai
semua dari NOL!
Setelah mendapatkan kontrakan,
dimulai dari mengisinya dengan perabotan-perabotan dari kado-kado pernikahan
kami, misalnya sprei dan bedcover, gelas, pajanga, dll. Lalu benda yang pertama
kami beli adalah Kasur dan air minum. Beberapa hari kemudian kami membeli
kompor satu tungku, rice cooker mini, pisau, talenan dan peralatan-peralatan
kecil lainnya. Untungnya ada tante saya yang sangat baik hatinya yang
meminjamkan peralatan rumah tangga sementara seperti ember, sapu, setrika, dll.
Kami menunggu gaji bulan berikutnya untuk membeli barang-barang tersebut agar
bisa memulangkan barang pinjamann tadi.
Banyak kekhawatiran dalam pikiran
saya, terutama sebagai seorang istri saya harus bisa bijaksana dalam mengatur
keuangan karena selain memikirkan biaya kontrakan dan perabotannya, saya juga
harus memikirkan biaya persalinan saya nanti. Tapi saya yakin dan percaya pasti
saya bisa. AMIN. Bukan hanya soal keuangan. Dilema kontrakan yang kecil pun ga
bisa kami abaikan. Nyatanya semakin banyak perabotan kami dan kontrakan kami
sudah tidak mampu lagi menampung. Apalagi harus berebut tempat kalo motor suami
dimasukan ke dalam. Selain itu yang lebih penting karena usia kandungan saya
sudah 6 bulan, saya harus memikirkan untuk pindah ke tempat yang lebih luas
agar nanti adik bayi kami merasa nyaman. Lalu tiba-tiba belum genap sebulan
kami mengontrak, ada jalan yang baik. Mama saya memberitahukan ada rumah
kontrakan dengan harga sama namun jauh lebih layak dan memadai. Ketika saya dan
suami survey.. Puji Tuhan segala sesuatu perlu kesabaran dan kami merasakan
rumah tersebut sangat layak untuk kami tempati ke depannya terlebih bila nanti
saya sudah melahirkan dan memiliki bayi. So, sekarang saya dan suami sedang
menunggu beberapa hari ke depan untuk pindah ke kontrakan baru. Another life
begins…
Semoga segala sesuatu menjadi
lebih baik setelah kami pindah. Saya dan suami diberikan kesabaran dan kesatuan
hati dalam membina rumah tangga kecil kami. Amin.
Love,
Lina