Minggu, 24 April 2016

Balada Kontrakan


               Setelah kurang lebih 6 bulan menikah dan dinyatakan hamil. Otomatis saya sudah tidak sanggup lagi pulang pergi Bekasi-priok, priok-bekasi setiap hari maka saya dan suami memutuskan untuk pindah ke tempat orang tua saya untuk hari-hari kerja (karena tempat kerja saya dekat dengan rumah orang tua) dan weekend kami pulang ke Bekasi. Namun, setelah di jalani, ada rasa kurang sreg dimana kami harus tinggal di rumah orang tua saya dengan keadaan yang kami jalani maka dengan terpaksa kami memutuskan untuk pindah ke kontrakan a.k.a mandiri. Banyak pergumulan dalam kepindahan kami tapi gada jalan lain selain ngontrak dan sepertinya memang hanya itu satu-satunya jalan terbaik. Di satu sisi kami khawatir tentang kondisi keuangan kami yang belum stabil karena kami harus juga menabung untuk biaya persalinan saya. Tapi ya itu tadi, ga ada jalan lain.

Dalam waktu yang singkat namun melelahkan akhirnya kami mendapatkan rumah kontrakan kecil yang kami pikir cukup untuk kami tinggali berdua. Disamping melihat dan menimbang biaya rumah kontarakan yang lebih luas mahal-mahal harganya. Belum lagi kami harus memikirkan biaya perabotan rumah yang belum kami punyai sama sekali. Kami mulai semua dari NOL!

Setelah mendapatkan kontrakan, dimulai dari mengisinya dengan perabotan-perabotan dari kado-kado pernikahan kami, misalnya sprei dan bedcover, gelas, pajanga, dll. Lalu benda yang pertama kami beli adalah Kasur dan air minum. Beberapa hari kemudian kami membeli kompor satu tungku, rice cooker mini, pisau, talenan dan peralatan-peralatan kecil lainnya. Untungnya ada tante saya yang sangat baik hatinya yang meminjamkan peralatan rumah tangga sementara seperti ember, sapu, setrika, dll. Kami menunggu gaji bulan berikutnya untuk membeli barang-barang tersebut agar bisa memulangkan barang pinjamann tadi.

Banyak kekhawatiran dalam pikiran saya, terutama sebagai seorang istri saya harus bisa bijaksana dalam mengatur keuangan karena selain memikirkan biaya kontrakan dan perabotannya, saya juga harus memikirkan biaya persalinan saya nanti. Tapi saya yakin dan percaya pasti saya bisa. AMIN. Bukan hanya soal keuangan. Dilema kontrakan yang kecil pun ga bisa kami abaikan. Nyatanya semakin banyak perabotan kami dan kontrakan kami sudah tidak mampu lagi menampung. Apalagi harus berebut tempat kalo motor suami dimasukan ke dalam. Selain itu yang lebih penting karena usia kandungan saya sudah 6 bulan, saya harus memikirkan untuk pindah ke tempat yang lebih luas agar nanti adik bayi kami merasa nyaman. Lalu tiba-tiba belum genap sebulan kami mengontrak, ada jalan yang baik. Mama saya memberitahukan ada rumah kontrakan dengan harga sama namun jauh lebih layak dan memadai. Ketika saya dan suami survey.. Puji Tuhan segala sesuatu perlu kesabaran dan kami merasakan rumah tersebut sangat layak untuk kami tempati ke depannya terlebih bila nanti saya sudah melahirkan dan memiliki bayi. So, sekarang saya dan suami sedang menunggu beberapa hari ke depan untuk pindah ke kontrakan baru. Another life begins…

Semoga segala sesuatu menjadi lebih baik setelah kami pindah. Saya dan suami diberikan kesabaran dan kesatuan hati dalam membina rumah tangga kecil kami. Amin.




Love,




Lina

Tidak ada komentar: