Kamis, 06 Februari 2014

Mencari cinta





         
Dari judulnya sih kaya sinetron.. dramatis banget. Tapi saya bukannya lagi mencari cinta lhoo... Belakangan ini lagi galau banget urusan cinta.. wel..well..well.. saya sadar ko saya bukan lagi abg. Tapi sepertinya percintaan saya ini sudah pada tahap galau tingkat dewasa #Tsaaahhhh...
          Saya memang udah pacaran udah 5 tahun dan tepat hari ini tanggal 7 februari 2014 kisah cinta saya sudah berumur 5 tahun 6 bulan. Setengah tahun lagi ga berasa udah 6 tahun.. dan kayanya para pembaca harus bilang WOW deh! Hehe
          Kebetulan banget #pake banget# pacar saya ini adalah pacar pertama saya *jadi malu*saya ga pernah punya pacar sebelumnya bukan berarti saya ga pernah jatuh cinta lhoo.. dan ada beberapa juga ko yang pernah menyatakan atau malu-malu suka sama saya.. dulu ketika saya SMA sebenarnya saya dikelilingi oleh teman-teman yang sudah punya pengalaman banyak dalam hal pacaran dan saya cuma denger aja dari mereka. Saya sih ga iri tapi ga tau kenapa waktu saya SMA dulu saya punya pikiran saya ga mau pacaran dulu dengan alasan pacaran belum dewasa itu ga cool sama sekali.. masa mau malam mingguan minta sama mama atau pacaran ngumpet-ngumpet gitu karena memang kebanyakan waktu sma masih dilarang untuk pacaran. Dan saat itu entah kenapa saya berpikiran bahwa belajar adalah hal yang paling utama. Makanya saya sampe dapet ranking 1 padahal saya bukan yang pinter-pinter banget ko! *sueerr

          Dan satu lagi.. waktu itu saya berjanji dalam diri saya bahwa Tuhan akan menyediakan pacar yang tepat pada waktunya, yang sesuai dengan kriteria saya (Yak! Sebenernya saya orang yang sangat prinsipil). Nah.. betul saja, sampe lulus SMA pun saya tidak pernah punya pacar sampe saatnya saya ketemu pacar saya yang sekarang pada waktu kuliah sampe saat ini. Sebenernya saya bukan mau cerita bagaimana awal mula saya ketemu dan kenal dia. Tapi saya mau cerita bagaimana saya ingin menggantungkan harapan saya untuk masa depan soal yang namanya P-A-C-A-R, lebih tepatnya J-O-D-O-H!


          Buat saya pribadi, pacaran bukan main-main. Dari dulu SMA saya suka membaca buku rohani. Sampe suatu hari saya pernah membaca buku rohani tentang pacaran. Di buku tersebut dikatakan bahwa pacaran adalah tahap awal untuk jenjang selanjutnya, yaitu pernikahan.*catet: PERNIKAHAN* entah mengapa saya sangat terdoktrin tentang buku itu, karena setelah sekarang dewasa saya jadi tau bahwa yang dikatakan dalam buku itu benar. Dan saya termasuk yang pro dengan pacaran ga boleh hanya main-main dan ngga ada tujuan.
          Sejak saat itu saya selalu bermimpi suatu saat nanti, saya mau yang jadi pacar saya adalah dia yang akan menemani saya seumur hidup saya. Kalo bisa pacar pertama saya adalah pacar terakhir saya. Memang sih agak sulit juga kalo kita berpandangan seperti itu. Tapi keinginan saya sangat kuat. Terlebih saya bukan orang yang sangat mudah jatuh cinta. Suatu saat nanti saya akan ceritakan bagaimana saya bertemu dengan pacar ya. Menurut saya It was so Wonderful....


          Saya baca beberapa buku, artikel, cerita-cerita yang memperkuat prinsip saya bahwa saya ingin pacar pertama saya yang akan menjadi suami saya kelak, tentunya dengan kriteria yang sesuai dengan pribadi saya.
          Terlepas dari keinginan saya itu, saya yakin TUHAN mendengar setiap harapan dan permintaan tapi DIA yang tahu mana yang terbaik... tepat hari ini 5 ½ tahun sudah saya berhubungan dengan pacar saya, pacar pertama saya. Dalam masa ini, saya sedang berusaha dalam mencapai keinginan dan harapan saya. Bila TUHAN berkehendak, ia akan menjadi pasangan hidup saya kelak. Bila TUHAN tidak berkehendak, mungkin itu yang terbaik.


We thank You God for all the times we’ve passed through together
We still believe your promises that the beautiful time will come..
Bless our relationship to make us closer to You
We surrender all

Amen




Kasih Mula-Mula

         


              Ibadah awal tahun ini saya diajak adik saya dan adik sepupu saya untuk beribadah di tempat yang bukan biasanya. Kebetulan, adik dan sepupu saya memang lebih suka beribadah disana. Saya sendiri tidak begitu risih bila beribadah di gereja dengan aliran apapun *asalkan tidak sesat yaaa.. hehe. Karna saat itu awal tahun dan masih suasana liburan, jadi ya dikuat-kuatin deh bangun pagi-pagi demi ke gereja.Sebenernya sih adik dan sepupu saya punya motivasi lain untuk beribadah di salah satu gereja di Kelapa Gading itu. Ga lain dan ga bukan adalah karna hari itu Pendeta YP yang bertugas khotbah dan perjamuan kudus. Adik saya memang sudah lama berniat untuk ikut perjamuan kudus Pendeta YP.
            Hari itu, kami naik taxi dan sebenernya kalo dari jadwalnya sih kita udah telat beberapa menit tapi mungkin karena tahun baru jadi mulainya ga sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Ga nyangka juga sih kalo ternyata banyak jemaat yang datang untuk beribadah pagi itu mengingat masih tahun baru. Sepertinya kita semua yang datang hari itu bersemangat sekali dalam menyambut tahun baru dan ingin memulai tahun yang baru dengan harapan yang baru dan lebih baik lagi.
            Tibalah saatnya mendengarkan khotbah. Disinilah sebenarnya inti cerita dari judul saya. Seperti biasanya ibadah awal tahun, Pdt. YP mendoakan segala harapan semua jemaat dan agar di tahun yang baru ini kita memperoleh berkat yang lebih banyak lagi dalam segala hal; pekerjaan, pendidikan, usaha, hubungan rumah tangga, dsb. Nah poin yang terakhir itu yang sepertinya sangat mengena di hati saya sampai saya punya ide untuk membagi cerita ini di blog. Saya memang belum mempunyai rumah tangga *single euyyy. Tapi hari itu entah kenapa Pdt.YP seakan-akan memfokuskan pada hubungan rumah tangga, khususnya hubungan suami istri. Pdt. YP bahkan meminta pasangan suami istri yang datang beribadah hari itu untuk berdoa bersama dan saling berpegangan tangan. For me, that was so wonderful. Very rare... biasanya di gereja yang biasanya hanya menjelaskan konsep bagaimana seharusnya suami istri dan seluruh keluarga membiasakan berdoa bersama. Namun, saya melihat prakteknya. Karena saya memang jarang beribadah ke gereja tersebut jadi saya agak terharu.. #lebay dikit..hehe.
            Belum berhenti sampai disitu, Pdt.YP berkali-kali mengatakan bahwa bila kita ingin sukses haruslah menjaga kesucian dan kesetiaan. Seorang suami harus menjaga kesetiannya dengan tidak menyentuh perempuan lain selain istrinya. Begitu juga sebaliknya, wanita harus menjaga kesucian dan kesetiaannya dengan tidak menyentuh pria lain selain suaminya. Pdt. YP mengatakan bahwa kasih suami istri haruslah seperti kasih mula-mula agar tetap terjaga, berbuah dan berakar. Sama dengan kasih Tuhan kepada umat-Nya haruslah kita jaga dengan tetap setia. Pdt. YP juga mengilustrasikan hubungannya dengan istrinya sendiri (yang kebetulan ada di sampingya dan selalu menemani dalam melayani Tuhan). Saya tidak ingat berapa lama dia sudah bersama-sama namun Pdt. YP mengatakan bahwa Ia tetap setia dengan istrinya dan begitu juga dengan istrinya.
             Buat saya pribadi, Pdt. YP mempunyai pandangan yang sama dengan banyak orang, namun hanya sedikit hamba Tuhan yang berani mengatakan hal seperti itu di dalam khotbahnya. Pdt. YP bukan hanya menajamkan persepsi saya, tapi juga membuka visi saya dalam menjalankan sebuah hubungan, apalagi ketika nanti ketika sudah menikah. Memang bukan hal yang besar untuk dibicarakan mengingat hal ini sangat umum diketahui, namun sangat krusial karena banyak sekali disekeliling saya orang-orang yang menunjukkan sikap tidak setia terhadap istri atau suaminya lalu akhirnya hidupnya sepertinya tidak tenang. I swear..
            Sebenarnya di dalam Alkitab sudah sangat jelas di katakan.
Matius 5:27
“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.”
Matius 5:28
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya , sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”
Markus 10:12
Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”
Yakobus 1:8
“Sebab Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”

            #Maaf.. dengan saya memberitahukan ayat Alkitab tentang zinah bukan berarti saya menggurui J #

            Saya belajar banyak dari khotbah tersebut karena saya punya banyak pengalaman cerita yang pernah saya  dengar dari orang-orang yang ada si sekeliling saya tentang perzinahan. Suami meninggalkan istri atau sebaliknya istri  meninggalkan suami. Saya tidak mau menghakimi. Apapun itu, saya yakin setiap apapun yang kita alami, klo kita mau belajar dari kesalahan akan indah pada akhirnya. #ceeiileeh..

            Saya jadi berkaca dari hubungan saya sekarang. Saya memang belum punya suami. Tapi saya jadi bertanya-tanya apakah seseorang yang akan menjadi suami saya nanti akan bisa setia sampai akhir? Atau bisakah saya sendiri menjaga kesetiaan sampai akhir? Dengan mendengar banyak, membaca banyak, dan berdoa semoga hati yang bijaksana dapat diperoleh dalam melakukan sesuatu. Yang jelas, tidak ada satu orang pun yang mau bahwa orang yang kita sayangi akan berpaling dari kita. Begitupun saya sedang diajarkan oleh khotbah tersebut bahwa kesetiaan Tuhan akan hadir pula kepada orang-orang yang setia. Semoga kita semua dapat bertahan sampai akhir. Amin.





Love,


Lina :)