Ibadah
awal tahun ini saya diajak adik saya dan adik sepupu saya untuk beribadah di
tempat yang bukan biasanya. Kebetulan, adik dan sepupu saya memang lebih suka
beribadah disana. Saya sendiri tidak begitu risih bila beribadah di gereja dengan
aliran apapun *asalkan tidak sesat yaaa.. hehe. Karna saat itu awal tahun dan
masih suasana liburan, jadi ya dikuat-kuatin deh bangun pagi-pagi demi ke
gereja.Sebenernya sih adik dan sepupu saya punya motivasi lain untuk beribadah
di salah satu gereja di Kelapa Gading itu. Ga lain dan ga bukan adalah karna
hari itu Pendeta YP yang bertugas khotbah dan perjamuan kudus. Adik saya memang
sudah lama berniat untuk ikut perjamuan kudus Pendeta YP.
Hari itu, kami naik taxi dan
sebenernya kalo dari jadwalnya sih kita udah telat beberapa menit tapi mungkin
karena tahun baru jadi mulainya ga sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Ga
nyangka juga sih kalo ternyata banyak jemaat yang datang untuk beribadah pagi
itu mengingat masih tahun baru. Sepertinya kita semua yang datang hari itu
bersemangat sekali dalam menyambut tahun baru dan ingin memulai tahun yang baru
dengan harapan yang baru dan lebih baik lagi.
Tibalah saatnya mendengarkan
khotbah. Disinilah sebenarnya inti cerita dari judul saya. Seperti biasanya ibadah
awal tahun, Pdt. YP mendoakan segala harapan semua jemaat dan agar di tahun
yang baru ini kita memperoleh berkat yang lebih banyak lagi dalam segala hal;
pekerjaan, pendidikan, usaha, hubungan rumah tangga, dsb. Nah poin yang
terakhir itu yang sepertinya sangat mengena di hati saya sampai saya punya ide
untuk membagi cerita ini di blog. Saya memang belum mempunyai rumah tangga
*single euyyy. Tapi hari itu entah kenapa Pdt.YP seakan-akan memfokuskan pada
hubungan rumah tangga, khususnya hubungan suami istri. Pdt. YP bahkan meminta
pasangan suami istri yang datang beribadah hari itu untuk berdoa bersama dan
saling berpegangan tangan. For me, that
was so wonderful. Very rare... biasanya di gereja yang biasanya hanya
menjelaskan konsep bagaimana seharusnya suami istri dan seluruh keluarga
membiasakan berdoa bersama. Namun, saya melihat prakteknya. Karena saya memang
jarang beribadah ke gereja tersebut jadi saya agak terharu.. #lebay
dikit..hehe.
Belum berhenti sampai disitu, Pdt.YP
berkali-kali mengatakan bahwa bila kita ingin sukses haruslah menjaga kesucian
dan kesetiaan. Seorang suami harus menjaga kesetiannya dengan tidak menyentuh
perempuan lain selain istrinya. Begitu juga sebaliknya, wanita harus menjaga
kesucian dan kesetiaannya dengan tidak menyentuh pria lain selain suaminya.
Pdt. YP mengatakan bahwa kasih suami istri haruslah seperti kasih mula-mula
agar tetap terjaga, berbuah dan berakar. Sama dengan kasih Tuhan kepada
umat-Nya haruslah kita jaga dengan tetap setia. Pdt. YP juga mengilustrasikan hubungannya
dengan istrinya sendiri (yang kebetulan ada di sampingya dan selalu menemani
dalam melayani Tuhan). Saya tidak ingat berapa lama dia sudah bersama-sama
namun Pdt. YP mengatakan bahwa Ia tetap setia dengan istrinya dan begitu juga
dengan istrinya.
Buat saya pribadi, Pdt. YP mempunyai pandangan
yang sama dengan banyak orang, namun hanya sedikit hamba Tuhan yang berani
mengatakan hal seperti itu di dalam khotbahnya. Pdt. YP bukan hanya menajamkan
persepsi saya, tapi juga membuka visi saya dalam menjalankan sebuah hubungan,
apalagi ketika nanti ketika sudah menikah. Memang bukan hal yang besar untuk
dibicarakan mengingat hal ini sangat umum diketahui, namun sangat krusial
karena banyak sekali disekeliling saya orang-orang yang menunjukkan sikap tidak
setia terhadap istri atau suaminya lalu akhirnya hidupnya sepertinya tidak
tenang. I swear..
Sebenarnya di dalam Alkitab sudah
sangat jelas di katakan.
Matius 5:27
“Kamu
telah mendengar firman: Jangan berzinah.”
Matius 5:28
Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta
menginginkannya , sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”
Markus 10:12
Dan
jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat
zinah.”
Yakobus 1:8
“Sebab
Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”
#Maaf.. dengan saya memberitahukan
ayat Alkitab tentang zinah bukan berarti saya menggurui J #
Saya belajar banyak dari khotbah
tersebut karena saya punya banyak pengalaman cerita yang pernah saya dengar dari orang-orang yang ada si
sekeliling saya tentang perzinahan. Suami meninggalkan istri atau sebaliknya
istri meninggalkan suami. Saya tidak mau
menghakimi. Apapun itu, saya yakin setiap apapun yang kita alami, klo kita mau
belajar dari kesalahan akan indah pada akhirnya. #ceeiileeh..
Saya jadi berkaca dari hubungan saya
sekarang. Saya memang belum punya suami. Tapi saya jadi bertanya-tanya apakah
seseorang yang akan menjadi suami saya nanti akan bisa setia sampai akhir? Atau
bisakah saya sendiri menjaga kesetiaan sampai akhir? Dengan mendengar banyak,
membaca banyak, dan berdoa semoga hati yang bijaksana dapat diperoleh dalam
melakukan sesuatu. Yang jelas, tidak ada satu orang pun yang mau bahwa orang
yang kita sayangi akan berpaling dari kita. Begitupun saya sedang diajarkan
oleh khotbah tersebut bahwa kesetiaan Tuhan akan hadir pula kepada orang-orang
yang setia. Semoga kita semua dapat bertahan sampai akhir. Amin.
Love,
Lina :)
Lina :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar