Kamis, 06 Februari 2014

Kasih Mula-Mula

         


              Ibadah awal tahun ini saya diajak adik saya dan adik sepupu saya untuk beribadah di tempat yang bukan biasanya. Kebetulan, adik dan sepupu saya memang lebih suka beribadah disana. Saya sendiri tidak begitu risih bila beribadah di gereja dengan aliran apapun *asalkan tidak sesat yaaa.. hehe. Karna saat itu awal tahun dan masih suasana liburan, jadi ya dikuat-kuatin deh bangun pagi-pagi demi ke gereja.Sebenernya sih adik dan sepupu saya punya motivasi lain untuk beribadah di salah satu gereja di Kelapa Gading itu. Ga lain dan ga bukan adalah karna hari itu Pendeta YP yang bertugas khotbah dan perjamuan kudus. Adik saya memang sudah lama berniat untuk ikut perjamuan kudus Pendeta YP.
            Hari itu, kami naik taxi dan sebenernya kalo dari jadwalnya sih kita udah telat beberapa menit tapi mungkin karena tahun baru jadi mulainya ga sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Ga nyangka juga sih kalo ternyata banyak jemaat yang datang untuk beribadah pagi itu mengingat masih tahun baru. Sepertinya kita semua yang datang hari itu bersemangat sekali dalam menyambut tahun baru dan ingin memulai tahun yang baru dengan harapan yang baru dan lebih baik lagi.
            Tibalah saatnya mendengarkan khotbah. Disinilah sebenarnya inti cerita dari judul saya. Seperti biasanya ibadah awal tahun, Pdt. YP mendoakan segala harapan semua jemaat dan agar di tahun yang baru ini kita memperoleh berkat yang lebih banyak lagi dalam segala hal; pekerjaan, pendidikan, usaha, hubungan rumah tangga, dsb. Nah poin yang terakhir itu yang sepertinya sangat mengena di hati saya sampai saya punya ide untuk membagi cerita ini di blog. Saya memang belum mempunyai rumah tangga *single euyyy. Tapi hari itu entah kenapa Pdt.YP seakan-akan memfokuskan pada hubungan rumah tangga, khususnya hubungan suami istri. Pdt. YP bahkan meminta pasangan suami istri yang datang beribadah hari itu untuk berdoa bersama dan saling berpegangan tangan. For me, that was so wonderful. Very rare... biasanya di gereja yang biasanya hanya menjelaskan konsep bagaimana seharusnya suami istri dan seluruh keluarga membiasakan berdoa bersama. Namun, saya melihat prakteknya. Karena saya memang jarang beribadah ke gereja tersebut jadi saya agak terharu.. #lebay dikit..hehe.
            Belum berhenti sampai disitu, Pdt.YP berkali-kali mengatakan bahwa bila kita ingin sukses haruslah menjaga kesucian dan kesetiaan. Seorang suami harus menjaga kesetiannya dengan tidak menyentuh perempuan lain selain istrinya. Begitu juga sebaliknya, wanita harus menjaga kesucian dan kesetiaannya dengan tidak menyentuh pria lain selain suaminya. Pdt. YP mengatakan bahwa kasih suami istri haruslah seperti kasih mula-mula agar tetap terjaga, berbuah dan berakar. Sama dengan kasih Tuhan kepada umat-Nya haruslah kita jaga dengan tetap setia. Pdt. YP juga mengilustrasikan hubungannya dengan istrinya sendiri (yang kebetulan ada di sampingya dan selalu menemani dalam melayani Tuhan). Saya tidak ingat berapa lama dia sudah bersama-sama namun Pdt. YP mengatakan bahwa Ia tetap setia dengan istrinya dan begitu juga dengan istrinya.
             Buat saya pribadi, Pdt. YP mempunyai pandangan yang sama dengan banyak orang, namun hanya sedikit hamba Tuhan yang berani mengatakan hal seperti itu di dalam khotbahnya. Pdt. YP bukan hanya menajamkan persepsi saya, tapi juga membuka visi saya dalam menjalankan sebuah hubungan, apalagi ketika nanti ketika sudah menikah. Memang bukan hal yang besar untuk dibicarakan mengingat hal ini sangat umum diketahui, namun sangat krusial karena banyak sekali disekeliling saya orang-orang yang menunjukkan sikap tidak setia terhadap istri atau suaminya lalu akhirnya hidupnya sepertinya tidak tenang. I swear..
            Sebenarnya di dalam Alkitab sudah sangat jelas di katakan.
Matius 5:27
“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.”
Matius 5:28
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya , sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”
Markus 10:12
Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”
Yakobus 1:8
“Sebab Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”

            #Maaf.. dengan saya memberitahukan ayat Alkitab tentang zinah bukan berarti saya menggurui J #

            Saya belajar banyak dari khotbah tersebut karena saya punya banyak pengalaman cerita yang pernah saya  dengar dari orang-orang yang ada si sekeliling saya tentang perzinahan. Suami meninggalkan istri atau sebaliknya istri  meninggalkan suami. Saya tidak mau menghakimi. Apapun itu, saya yakin setiap apapun yang kita alami, klo kita mau belajar dari kesalahan akan indah pada akhirnya. #ceeiileeh..

            Saya jadi berkaca dari hubungan saya sekarang. Saya memang belum punya suami. Tapi saya jadi bertanya-tanya apakah seseorang yang akan menjadi suami saya nanti akan bisa setia sampai akhir? Atau bisakah saya sendiri menjaga kesetiaan sampai akhir? Dengan mendengar banyak, membaca banyak, dan berdoa semoga hati yang bijaksana dapat diperoleh dalam melakukan sesuatu. Yang jelas, tidak ada satu orang pun yang mau bahwa orang yang kita sayangi akan berpaling dari kita. Begitupun saya sedang diajarkan oleh khotbah tersebut bahwa kesetiaan Tuhan akan hadir pula kepada orang-orang yang setia. Semoga kita semua dapat bertahan sampai akhir. Amin.





Love,


Lina :)

Tidak ada komentar: